Seandainya kau tahu
Betapa sulitnya waktuku berlalu tanpamu
Seandainya kau mengerti
Betapa perihnya hatiku saat kau sakiti
Tapi kau hanya ingin tahu
Seberapa besar cintaku padamu
Seberapa dalam rindu ini ku simpan untukmu
Kau salah. . .
Cintaku kecil padamu
Lebih kecil dari kuku kuku jarimu
Tapi slalu ada. . .
Rinduku dangkal untukmu
Lebih dangkal dari mata kakimu
Tapi tetap terisi air
Cukup untuk menyegarkan hidupmu
Apalah arti cinta bila tak saling mencinta?
Apalah arti abadi bila tak saling mengerti?
Tapi cintaku tak seperti kata mutiara
Cintaku nyata
Yang tidak hanya sesaat melenakan mata
Tapi cinta ini…….
Bersemi laiknya turi yang tumbuh di tengah tengah ilalang
Tetap putih meski dihempas derasnya hujan
Tetap bersemi di tengah terik matahari
Itulah cintaku,
Yang hanya padamu
Ku tambatkan
Betapa sulitnya waktuku berlalu tanpamu
Seandainya kau mengerti
Betapa perihnya hatiku saat kau sakiti
Tapi kau hanya ingin tahu
Seberapa besar cintaku padamu
Seberapa dalam rindu ini ku simpan untukmu
Kau salah. . .
Cintaku kecil padamu
Lebih kecil dari kuku kuku jarimu
Tapi slalu ada. . .
Rinduku dangkal untukmu
Lebih dangkal dari mata kakimu
Tapi tetap terisi air
Cukup untuk menyegarkan hidupmu
Apalah arti cinta bila tak saling mencinta?
Apalah arti abadi bila tak saling mengerti?
Tapi cintaku tak seperti kata mutiara
Cintaku nyata
Yang tidak hanya sesaat melenakan mata
Tapi cinta ini…….
Bersemi laiknya turi yang tumbuh di tengah tengah ilalang
Tetap putih meski dihempas derasnya hujan
Tetap bersemi di tengah terik matahari
Itulah cintaku,
Yang hanya padamu
Ku tambatkan
Puisi ini Karya : Ibnu Abhi
riwayat cinta tiada kalimat
ReplyDelete------------------------------
Untuk cinta sememangnya gila
Gila-gila hanya tuk remaja
Gila bayang kerana sayang
Kerana sayang sanggup nyawa melayang
Kerana cinta tiada terkata
Dari cela ataupun nista
Daerah cinta tiada penjajah
Semua sanggup pegang amanah
Cinta dunia
Hanya di sana
Tempatnya dikurnia
Sakit atau sedap sendirilah Tanya
Lalu cinta itu ke mana
Sebenarnya tak kemana
Sakitnya Nampak merana
Padahal sedap terlaksana
Jadilah gila yang bijaksana
Mengukur melerai saksama
Tiada peduli hindu atau cina
Tetap cinta datang melanda
Bagi yang bersedia
Masih terpinga-pinga
Dikulitnya domba
Di dalam itu singa
Sapa bisa berlumba
Dari kudrat yang berkuasa
Perhatikan ke mana sahaja
Arah mu tetap ke esa